Jakarta - Tak berlama-lama Liverpool di puncak klasemen Liga Inggris. Baru tiga bulan memimpin perburuan gelar, The Reds kembali tergusur dari posisi teratas. Liverpool mulai memuncaki klasemen usai menang 4-0 atas Bournemouth pada pekan ke-16, tanggal 8 Desember 2018. Selama 13 pekan menguasai klasemen, tim arahan Juergen Klopp itu terus disaingi Manchester City.
Sampai akhirnya, imbang 0-0 melawan Everton di Goodison Park, Minggu (3/3/2019) membuat Liverpool kehilangan posisinya. Hasil seri itu membuat Liverpool gagal merebut kembali puncak klasemen yang diambil City. Kini The Citizen memimpin klasemen Liga Inggris dengan 71 poin dari 29 laga, unggul satu poin dari Si Merah yang mengoleksi 70 poin.
Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab Liverpool gagal mempertahankan puncak klasemennya:
1. Kekalahan dari City di Pekan ke-21
Sampai pekan ke-20, Liverpool berstatus tim tak terkalahkan di Liga Inggris. Menghadapi City di pekan ke-21, kedigdayaan The Reds itu terhenti. Liverpool kalah 1-2 dari City di Etihad, 4 Januari 2019. Setelah kekalahan itu, performa Liverpool mulai menurun dengan beberapa kali ditahan imbang lawannya.
2. Cedera
Performa menurun Liverpool usai kalah dari City juga dipengaruhi karena faktor cedera. Beberapa pemainnya sempat terkapar. Pada Januari lalu, bek-bek Liverpool bertumbangan. Dejan Lovren, Virgil van Dijk, Joel Matip, Joe Gomez, dan Trent Alexander-Arnold sempat diistirahatkan. Terakhir, lini depan Liverpool yang direcoki cedera. Tidak fitnya Roberto Firmino membuat lini depannya mulai kehilangan taji. Contohnya saat enghadapi Everton, Divock Origi yang dipasang menjadi starter tak banyak memberi ancaman.
3. Kedalaman Skuat
Kondisi cedera itu diperparah dengan kedalaman skuat yang masih kurang dimiliki Liverpool. Beberapa pemain lapis keduanya masih perlu jam terbang bermain di Liga Inggris. Meski rata-rata pemain berkualitas seperti Fabinho dan Naby Keita, nyatanya mereka masih perlu waktu bermain di liga Inggris. Rata-rata pemain yang diturunkan Klopp tetap wajah lama seperti Milner, Jordan Henderson, dan Gigi Wijnaldum.
4. Mohamed Salah Mejan
Salah, yang musim lalu bersinar dengan mencetak 44 gol di semua kompetisi, mengalami penurunan performa. Pemain Mesir itu tak setajam musim lalu. Hingga pekan ke-29, Salah baru mencetak 17 gol di Liga Inggris, hampir setengah dari total 32 golnya di Liga Inggris musim lalu. Terakhir menghadapi Everton, pemain berusia 26 tahun itu gagal bersinar. Salah sempat mendapat peluang mencetak gol, namun gagal memaksimalkannya. Di akhir laga, Liverpool ditahan Everton 0-0.
5. Wasit Hingga Angin
Beberapa kali Juergen Klopp mengeluh soal pertandingan. Mulai dari wasit sampai terakhir angin yang disebut mempengaruhi arah melayang bola. Saat ditahan West Ham United 1-1, Juergen Klopp melontarkan statement yang menyiratkan wasit berat sebelah. Ia mengatakan sang pengadil banyak membuat keputusan yang merugikan timnya. Akibat komentarnya itu, Klopp pun didenda FA.
Kemudian saat ditahan Everton, Klopp juga menilai angin di Goodison Park cukup mengganggu. Beberapa peluangnya terbuang di laga itu. Anginnya datang dari berbagai arah dan tidak membantu siapapun. Itu pertandingan yang sulit dikontrol dan kami punya tiga sampai empat peluang bersih dari Mohamed Salah dan Fabinho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar